Perkembangan Anak

Posted by

|Pembahasan Mengenai Perkembangan Anak|
Perkembangan Kreativitas
1. Pengertian
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda entah sifatnya masih imajiner (gagasan) atau sudah diekspresikan dalam bentuk suatu karya. Karya disini tidak hanya bentuk suatu benda tapi dapat juga berupa berpaduan warna, detail. Disamping itu pemikiran berbeda namun masih dapat diterangkan dengan penalaran atau logika juga disebut Kreativitas. Ide-ide yang cemerlang atau kecerdasan yang tinggi disebut juga sebagai kreativitas. 
Kreativitas sifatnya bawaan namun berkembangnya butuh adanya kesempatan dari lingkungan atau butuh pengetahuan yang banyak tentang segala hal dari lingkungan. Kreativitas adalah kegiatan otak yang teratur, komperehensif, dan imajinatif menuju suatu hasil yang orisinil sehingga inovatif dari pada sekedar reproduktif.  Kreativitas adalah lawan dari tingkah laku “conformitas”.
 
2. Hambatan Kreativitas
  1. Hambatan eksplorasi.
  2. Keterbatasan waktu untuk berbuat sesuka hati.
  3. Keharusan selalu sama (conform).
  4. Keterbatasan untuk berkhayal
  5. Peralatan bermain yang sangat tersruktur.
  6. Orang tua yang konservaif
  7. Orang tua yang terlalu melindungi
  8. Orang tua otoriter.
  9. Disiplin sekolah yang kaku.
  10. Tekanan yang kuat pada proses menghafal.
  11. Menekankan prestasi akademik yang berlebihan.
Perkembangan Pengertian / PemahamanPengertian
Pengertian (pemahaman) adalah kemampuan untuk menangkap sifat, arti atau keterangan tentang sesuatu. Dapat juga diartikan sebagi kemampuan untuk memahami tentang sesuatu sehingga muncul konsep-konsep.

Macam konsep yang dimiliki anak-anak antara lain :

  1. Konsep tentang hidup atau mati: Sampai usia 6 tahun anak memahami segala sesuatu yang bergerak memiliki kesadaran atau hidup dan boneka hewan atau manusia adalah hidup. Mati adalah pergi jauh.
  2. Konsep tentang letak dan fungsi tubuh :Sampai usia 5 tahun anak masih salah tentang letak jantung atau hati. Demikian juga tentang melahirkan dianggapnya lewat perut dengan cara operasi.
  3. Konsep tentang hubungan sebab-akibat: Pemahaman tentang sebab yang sifatnya fisik lebih dapat dipahami daripada sebab yang sifatnya psikis.
  4. Konsep tentang waktu: Anak masih belum dapat memahami tentang 3 jam lagi, lusa, kapan, kemarin dulu.
  5. Konsep tentang jarak
  6. Konsep tentang bilangan: Bilangan 1 sampai sepuluh dapat dipahami urutan besarannya namun untuk puluhan belum.
  7. Konsep tentang uang: Konsep tentang uang dikaitkan dengan kasih sayang, perhatian dari orang lain, dan pengendali perilakunya.
  8. Konsep tentang keindahan: Menganggap indah warna yang menyolok. 
  9. Konsep diri : Menggambarkan dirinya cantik dan disenangi orang dari penilaian orang lain terhadap dirinya.
  10. Konsep tentang peran sexe (jenis kelamin): Wanita harus sopan dan empati (menghibur dan laki-laki harus kuat atau suka menolong.
 Perkembangan Moral 
1. Pengertian
Perkembangan moral yang berhasil dapat dilihat dari perilaku  moral, sedangkan yang gagal dilihat dari perilaku amoral dan perilaku tidak bermoral. Perilaku moral adalah perilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat atau sosial yang berkaitan dengan tata cara, kebiasaan atau adat-istiadat. Perilaku moral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat disebabkan karena acuh atau tidak memahami aturan masyarakat. Sedangkan perilaku tidak bermoral adalah tingkah laku yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat sebagai akibat dari ketidaksetujuannya terhadap aturan masyarakat atau bentuk protes terhadap masyarakat (sengaja melanggar).

2 Tahapan Perkembangan Moral
Menurut P.iaget tahapan perkembangan moral anak meliputi :

  1. Ketaatan otomatis.
  2. Pemahaman moral berkaitan dengan situasi tertentu (operasional formal)
Menurut Kholgerg tahapan perkembangan moral anak meliputi :
  1. Moralitas Prakonvensional -> Kendali eksternal
  2. Moralitas Konvensional -> Motivasinya hanya untuk kesesuaian (conformity)  
  3. Moralitas Pascakonvensional -> Moral penuh pertimbangan berdasar situasi, menguntungkan atau merugikan, membahayakan, dll.
3. Cara Memperoleh Perangkat Moral
  1. Trial – Error
  2. Pendidikan langsung
  3. Indentifikasi (belajar dari model)

Kedisiplinan 
1. Pengertian
Kedisiplinan adalah perilaku sedemikian rupa sehingga individu dapat sesuai dengna perannya yang sesuai dengan ketetapan social budaya, atau proses belajar berperilaku dengan suka fela untuk mengikuti pemimpin.
2. Manfaat Disiplin
  1. Memberi rasa aman anak dengan memberitahu apa yang boleh
  2. dan apa yang tidak boleh.
  3. Disiplin membimbing anank sesuai dengan standard kelompok, sehingga membantu anak untuk menghindari rasa bersalah atau sara malu.
  4. Disiplin akan membantu anak dalam mendapatkan penilaian yang baik dari lingkungan sehingga akan menguatkan konsep diri yang positif.
  5. Membantu anak dalam mencapai tujuan atau cita-citanya.
  6. Disiplin membantu anak dalam mengendalikan perilaku dan mengembangkan hati nurani.
3. Cara Membentuk Kedisiplinan
  1. Otoriter -> beri kesempatan (biarkan) ketika berkarya atau mengerjakan sesuatu. 
  2. Demokarasi -> penghargaan atau pujian untuk tingkah laku disiplin atau tingkah laku baik.

Kesimpulan :
  • Agar kreativitas berkembang , beri kesempatan (biarkan) ketika berkarya atau mengerjakan sesuatu.
  • Agar kepribadian dan moral baik, beri rasa aman, penuh penerimaan, dan didengar perkataannya pertanyaanya. Beri contoh tentang tingkah laku moral yang baik karena melihat tingkah laku orang yang menjadi figure adalah paling efektif bagi perkembangan moral anak-anak.
  • Agar disiplin, tuntutlah dia agar berperilaku sesuatu aturan, keharusan, beri hukuman psikologis atau sosial bersikap otoriater ketika dia melanggar sambil diberi pengertian.
  • Agar mempunyai motivasi, beri dorongan, tunjukkan kemampuannya, beri pujian bila hampir berhasil, bantu mengerjakan bersama (pada awal-awal saja) tugas yang sulit.
Jadi setiap hari orang tua atau pendidik harus menerapkan empat perlakuan secara proporsional yaitu 25% : Menuntut, 25% : Memberi rasa aman, 25% : Mendorong , dan 25%: Membiarkan. Tidak boleh memberi perlakuan sehari-hari hanya dengan menuntut saja, membiarkan saja, menyayang atau memanjakan saja, atau memuji terus. Harus merupakan perlakuan silih berganti antara menuntut,, membiarkan, memberi rasa aman, dan mendorong tergantung waktu, jenis aktivitas anak, dan aspek apa yang akan kita bentuk. 
Bila anak sedang menggambar atau berkarya sedangkan pendidik menginginkan munculnya kreativitas maka biarkan. Bila anak nakal dan melanggar hak-hak temanya maka pendidik harus tegas menuntut dia untuk disiplin tidak mengulangi perbuatannya. Bila anak menangis karena cemas ditinggal orangtuanya, manjadi korban kenakalan teman, dan kelelahan maka berilah rasa aman. Bila anak mulai tidak semangat, lamban, tidak percaya diri, maka beri dorongan.


Sumber:
Taslim S.T, Perkembangan Psikomotorik pada Bayi dan Anak, Seminar dan Pelatihan Sehari: Pencatatan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita, Bag. Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM. Jakarta: 8 Februari 1993.
 
Gambar.  Perkembangan Anak


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 8:09 PM

0 comments:

Post a Comment