Berbicara mengenai teknologi media dan telekomunikasi dari sisi ilmu elektro maupun mesin, maka kita bisa mendapatkan begitu banyak essay dan buku yang dapat memberikan kita informasi mengenai hal tersebut, baik dari segi infrastruktur, software dan hardwarenya hingga perkembangannya dari generasi ke generasi. Namun, lain hanyanya ketika kita berbicara mengenai teknologi media dan telekomunikasi dalam konteks ilmu komunikasi dan pengaruhnya terhadap masyarakat, maka sangat jarang kita bisa mendapatkan buku, essay ataupun penelitian yang menyoroti hal tersebut. Padahal jika ditelaah lebih jauh, dilihat dari perspektif teori komunikasi, kemajuan di bidang teknologi media dan telekomunikasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya masyarakat, gaya hidup, bahkan berefek pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Perkembangan teknologi media dan komunikasi yang kini telah, tengah dan akan kita nikmati, tak lepas dari peran infrastruktur yang menyusunnya. Infrastruktur media dan telekomunikasi menurut Grant & Meadows yaitu struktur fisik yang menjadi prasarana dalam jaringan komunikasi. Jika infrastruktur teknologi media dan telekomunikasi berkembang dengan baik, maka hal tersebut juga akan semakin meningkatkan efek kemajuan dibidang teknologi media dan telekomunikasi.
Infrastruktur media dan telekomunikasi telah ada sejak jaman Yunani kuno, dimana infrastruktur masih tradisional dan bersifat analog. Infrastruktur analog yaitu struktur fisik yang lebih banyak melibatkan panca indra untuk memproses informasi, misalnya manusia menggunakan api, asap atau lampu sebagai media penyampaian informasi, dalam hal ini asap, lampu, atau api merupakan contoh infrastruktur media analog. Kelemahan infrastruktur ini adalah rentan terhadap cuaca buruk ataupun noise; jaringan frekuensi penerima informasi relatif sempit; alat-alat masih sederhana dimana satu alat hanya bisa memberikan satu fungsi, yaitu untuk memproduksi, mendistribusikan atau menyimpan informasi; kurang efektif dan efisien dalam kecepatan penyampaian, memproses ataupun menangkap informasi.
Infrastruktur teknologi telekomunikasi tradisional seperti asap, api, ataupun lampu, mengalami perkembangan sejak pada tanggal 24 Mei 1844 Morse berhasil memecahkan kode Morse dan menandai dimulainya era telekomunikasi. Setelah kode morse terpecahkan, para ahli dibidang teknologi pun mulai mengembangkan berbagai penelitian dibidang infrastruktur telekomunikasi, menggunakan elektromagnet. Berkat infrastruktur yang semakin berkembang, teknologi telekomunikasipun semakin berkembang. Secara berturut-turut pada tahun 1876 Alexander Graham Bell berhasil menciptakan alat yang kini kita kenal dengan telepon, dan tahun 1896 Marconi menemukan telegraf. Inilah cikal bakal dari infrastruktur penyusun teknologi telepon, radio, televisi, dan internet.
Infrastruktur teknologi media analog yang masih banyak menggunakan tenaga manusia untuk penyampaian informasi, kini semakin berkembang dan maju dengan adanya infrastruktur teknologi media digital. Yaitu struktur fisik yang menggunakan konsep 0 dan 1, yang dapat memproses, mendistribusikan dan sekaligus mengkonsumsi informasi. Sehingga tidak lagi banyak menggunakan tenaga manusia. Di era ini, infrastruktur media mempunyai multi fungsi, yaitu input, process, output dan sekaligus strorage. Terdiri dari struktur hardware, software, procedure, brainware dan content dari informasi. Infrastruktur teknologi media digital ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan infrastruktur analog, yaitu lebih tahan menghadapi cuaca buruk ataupun noise; jaringan frekuensi penerima informasi relatif lebih luas; hasil informasi yang diterima lebih cepat, jelas dan akurat; lebih efektif dan efisien karena satu alat dapat berfungsi sebagai input, process, output dan sekaligus strorage; lebih sedikit menggunakan tenaga manusia, karena semua dilajankan dengan sistem digital.
Perkembangan infrastruktur media dan telokomunikasi membuka jalan bagi terciptanya berbagai teknologi media dan telekomunikasi yang makin canggih dan berdayaguna tinggi. Hal tersebut tentu akan memberikan pengaruh besar terhadap budaya masyarakat, gaya hidup, bahkan berefek pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Berkat infrastruktur yang semakin berkembang, teknologi telekomunikasipun semakin berkembang, hal tersebut yang mendorong Pemerintah untuk semakin meningkatkan infrastruktur media dan telekomunikasi di Indonesia secara merata, sehingga berbagai menfaat teknologi komunikasi bener-bener dapat dimaksimalkan sebagai sarana kemajuan dan pertumbuhan ekonomi.
Ketersediaan infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia yang memadai, dalam hal ini jumlah akses, kualitas jaringan, jangkauan frekuensi, menjadi hal vital yang harus dipenuhi agar teknologi media dan telekomunikasi tidak hanya memberi manfaat untuk alat komunikasi tetapi berperan pula dalam menghasilkan peluang ekonomi masyarakat untuk mengembangkan bisnis, pendidikan, traveling, pariwisata, hiburan, industri ekonomi kreatif dan lain sebagainya.
Infrastruktur teknologi telekomunikasi yang merata di setiap wilayah Indonesia, akan meningkatkan kualiatas informasi bagi masyarakat, arus informasi yang diciptakan menjadi lebih lancar dan cepat sampai pada sasaran, dan dapat menjadi motor penggerak untuk kegiatan yang lebih produktif, seperti membuka peluang usaha, kegiatan bisnis, pendidikan, transportasi, pariwisata, dan kemajuan dalam industri perfilman dan musik.
Hudson dari University of San Francisco, meneliti tentang vitalnya infrastruktur teknologi media dan komunikasi di suatu Negara, yaitu : memberikan pemahaman atau promosi tentang suatu produk, sehingga menjadi media antara produsen dan konsumen dalam melakukan transaksi ekonomi; menjadi motor penggerak untuk membangun daerah dan efisiensi di bidang transportasi; dapat membantu suatu daerah yang terisolir mendapatkan akses komunikasi dan informasi sehingga dalam keadaan darurat dapat segera mendapat bantuan dari luar; menjalin kerjasama Internasional dengan Negara-negara lain di bidang pemerintahan, pariwisata dan bisnis. Jika diringkas, maka manfaat infrastruktur teknologi media dan telekomunikasi yaitu : efisiensi (menghemat pengeluaran), efektivitas (meningkatkan kualitas) dan equity (memberi manfaat bagi masyarakat).
Coba kita tengok, kini kota-kota yang menjadi sentral industri pariwisata dan kuliner, seperti Bali, Yogyakarta, Surakarta, dan Lombok, sudah sangat familiar dengan adanya kampung cyber. Kampung cyber bisa diartikan sebagai ’desa dunia maya’, dimana kampung/desa tersebut dapat memaksimalkan setiap potensi wilayahnya, mulai dari tempat wisata, kuliner, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni, melalui blog, facebook, ataupun twitter. Setiap warga di kampung cyber boleh menulis ulasan tentang potensi wilayahnya tersebut. Hal itu tentu sangat membantu dalam mempromosikan potensi tiap-tiap daerah hingga jangkauan nasional dan Internasional.
Kampung cyber terbentuk tentu membutuhkan infrastruktur teknologi yang menyusunnya, antara lain adanya laptop, komputer, dan konektivitas layanan berupa telepon ataupun WIFI yang diberikan oleh Pemerintah ataupun sponsor dari beberapa perusahaan telekomunikasi. Selain ketersediaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, juga diperlukan pelatihan/training bagi warga agar dapat memaksimalkan fungsi dari teknologi telekomunikasi di kampong cyber tersebut, sehingga warga tidak hanya kaya akan informasi dan pengetahuan, namun juga dapat menjaga nilai-nilai lokal budaya setempat agar tidak terpengaruh dari budaya luar, dalam artian walaupun berwawasan luas, namun tetap mempertahankan ciri khas budaya setempat dan tidak kehilangan jati diri.
Tidak hanya mengajarkan masyarakat untuk melek teknologi dan lebih memaksimalkan manfaat teknologi komunikasi, namun kampung cyber juga bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan daerah dan negara, membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan, dan sarana untuk saling sharing informasi antar sesama produsen/pengelola tempat wisata, baik untuk menciptakan produk, mengelola, hingga mendistribusikan/memasarkannya.
Sumber:
Deloitte. (2008). Nusantara Terhubung, Peran Internet dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta Dominick, J. R. (2008). The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, Tenth Edition, McGraw-Hill, International Edition
Gambar: Infrastruktur Media Dan Telekomunikasi
0 comments:
Post a Comment