Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional Pasal 37 ayat 1 menjelaskan bahwa: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olah raga; i. keterampilan/kejuruan; dan j. muatan lokal. Dengan demikian, mata pelajaran SBK wajib disampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar di SD.
Selain mengacu pada rumusan undang-undang tersebut pentingnya pendidikan seni disampaikan Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia” (Hadjar Primadi, 2009:1.6). Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara , diyakini dapat menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari. Pentingnya peran pendidikan seni disampaikan juga oleh Cut Camaril yang menjelaskan bahwa “Pendidikan seni yang bersifat multidimensional, multilingual, dan multicultural memeliki potensi dalam pengembangan kecerdasan manusia agar mampu tampil secara bermartabat pada masa depan” (2003:3). Hal ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mengemmbangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( UU Sisdiknas. 2003).
Untuk meraih manfaat pendidikan seni bagi pesertadidik seperti diuraikan tersebut di atas, banyak permasalahan yang dihadapi terutama adalah terkait dengan kemampuan guru terhadap meteri pembelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK). Banyak guru-guru kelas Sekolah Dasar (SD) yang merasa tidak mampu melaksanakan pembelajaran SBK karena meraka tidak memiliki kopetensi yang memadai terhadap materi seni dan budaya, sehingga SBK di SD seolah diambaikan dibanding dengan matapelajaran yang lain. Sehingga pembelajaran SBK hanya disampaikan sebatas menunaikan kewajiban mengajar tanpa memperhitungkan dampak dan manfaat pembelajaran seni pengaruhnya terhadap perkembangan pesertadidik misalanya untuk mengisi jam pelajaran SBK guru memberikan tugas pada anak menggambar bebas atau menyanyi bebas secara bergiliran ke depan kelas sehingga fungsi-fungsi seni bagi perkembangan anak tidak dapat disampaikan secara utuh. Kemudian apa yang harus dilakukan oleh guru kelas yang kurang menguasai materi SBK berikut kiat-kita bagaimana menyampaikan mata pelajaran SBK agar kita sebagai guru marasa percayadiri untuk menyampakaian pembelajaran SBK dan manfaat dari pembelajaran SBK dapat disampaikan kepada anak.
Langkah pertama yang harus dipahami guru adalah mengetahui tujuan dan manfaat SBK bagi anak, masih banyak guru-guru yang memahami bahwa pembelajaran SBK kurang penting dibandingkan dengan mata pelajaran seperti matematika, IPA dan mata pelajaran lainnya, karena tidak memahahami bahwa mata pelajaran SBK memiliki fungsi dan manfaat bagi perkembangan anak di antaranya seni berfungsi sebgai media ekpspresi, media kretivitas, dan media bermain yang dapat mengakomodasi kebutuhan bermain anak (anak identik dengan dunia bermain). Dengan memahami fungsi dan tujuan pembelajaran SBK guru akan terpacu untuk menyelenggarakan pembelajaran SBK dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Kedua guru harus memahami dan mengetahui pendekatan pembelajaran seni dalam pendidikan, yaitu pendidikan seni dan pendidikan melalui seni. Pembelajaran SBK di SD menerapakan pendidikan melalui seni bukan pendidikan seni, perlu diketahui pembelajaran SBK di SD tidak bertujuan untuk membentuk pesertadidik menjadi seniman (memiliki kterampilan seni) karena hal itu pendekatan yang digunakan disekolah-sekolah khusus kejuruan seni atau kursus dengan pendekatan pendidikan seni, tetapi pembelajaran SBK di SD seni hanya dijadikan sebagai media dalam mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Dengan pembelajaran SBK di SD pesertadidik diajak untuk mengenal/mengapresiasi seni, memberikan sarana untuk menuangkan ekspresi, kreativitas dan pengembangan bakat jadi seni hanya dijadikan sebagai media pengembangan pribadi pesertadidik. Jika kedua hal tersebut telah dipahami guru, guru tidak perlu merasa kurang percaya diri untuk menyampaikan pembelajaran SBK di SD karena tidak menguasi praktik seni, selanjutnya apa yang dapat dilakukan guru untuk menyampaikan mata pelajaran SBK dengan segala keterbatasan yang dimiliki.
Dalam standar isi kurikulum SBK SD/MI dijelaskan, bahwa guru diharuskan menyampaikan mata pelajaran SBK minimla satu cabang seni dari cabang seni dan kurikulum yang dirumuskan dalam kurikulum yaitu seni music, tari, rupa dan keterampilan. Jadi guru cukup menyampaikan salah satu cabang seni misalnya seni musik. Bagaimana kalau guru tidak memiliki kemampuan bermain music? Berikut kami coba sajikan kiat-kiat untuk melaksanakan pembelajaran music pada anak di Sekolah Dasar.
- Tentukan materi yang akan disampaikan merujuk pada standar isi kurikulum, apakah seni music yang akan disampaikan itu music vocal (lagu) atau instrument (alat music)
- Kalau yang akan disampaikan music (vocal) dengan lagu model, kita tentukan lagu apa yang akan disajikan dalam pembl;ajaran music pada anak
- Setelah kita menetukan lagu model strategi dan media apa yang digunakan
- Kalau kita memilki penguasaan bernyai dengan baik, kita tinggal menulis partitur lagu untuk disajikan dalam praktik bernyanyi di kelas, tetapi kalau kita kurang menguasai teknik berbernyanyi dengan baik kita dapat menggunakan media bantu seperti video lagu model kalau di sekolah kita tersedia alat-alat seperti LCD dan laptop, atau tape recorder untuk memutar lagu model sehingga kita dapat mengajak anak untuk menirukan lagu model tersebut secara bersama-sama samapai anak dapat menyakikan lagu model tersebut dengan benar
Demikian salah satu kiat melaksanakan pembelajaran music (vocal) pada anak untuk dengan menggunakan media untuk menanggulangi keterbatasan kemampuan guru dalam praktik music. Banyaka usaha lain yang dapat kita kembangankan sesuai dengan kemampuan yang ada di sekitar kita, satu hal yang penting adalah beranilah untuk mencoba hal-hal yang baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Selamat mencoba dan berkreasi.
Disadarinya bahwa seni memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik secara pribadi maupun sosial, maka pendidikan seni dipandang perlu untuk dijadikan materi yang wajib harus disampaikan dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah seperti yang dirumuskan dalam peraturan pemerintah tentang sisetem pendidikan nasional
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini hanya dapat diberikan melalui mata pelajaran seni.
Pentingnya seni dalam pendidikan, disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia” (Hadjar Primadi, 2009:1.6). Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara , diyakini dapat menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan seni pada jenjang sekolah dasar, yaitu dengan dirumuskannya Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional Pasal 37 ayat 1 yang menjelaskan bahwa: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olah raga; i. keterampilan/kejuruan; dan j. muatan lokal. Dengan demikian, mata pelajaran SBK wajib disampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar di SD.
Pentingnya peran pendidikan seni disampaikan juga oleh Cut Camaril yang menjelaskan bahwa “Pendidikan seni yang bersifat multidimensional, multilingual, dan multicultural memeliki potensi dalam pengembangan kecerdasan manusia agar mampu tampil secara bermartabat pada masa depan” (2003:3). Hal ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( UU Sisdiknas. 2003).
Keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan pendidikan seni terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, hanya dapat terwujud apa bila proses pembelajaran SBK dapat berlangsung sesuai tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Ada beberapa faktor yang menentukan keberlangsungan proses pembelajaraan SBK di sekolah berjalan dengan baik, diantaranya guru yang professional, sarana dan prasarana penunjang, serta dukungan dari berbagai pihak. Dari ketiga faktor tersebut, guru merupakan faktor kunci yang menentukan terselenggaranya pembelajaran SBK dengan baik. Hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Pengertian Potret Kata potret berdasarkan Kamus bahasa Indonesia adalah gambaran, lukisan dalam bentuk paparan (http://kamusbahasaindonesia.org). Potret yang dimaksud dalam tulisan ini adalah gambaran secara konprehensif tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran SBK di Sekolah Dasar yang diperoleh melalui pendekatan penelitian kualitatif yang disebut juga pendekatan naturalistik. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengamati situasi yang terjadi secara wajar tanpa ada interfensi peneliti atau manipulasi subjek penelitian, sehingga informasi diperoleh berupa fakta akurat berdasarkan fenomena yang terjadi sebenarnya.
Alasan penggunaan pendekatan ini, penulis ingin memperoleh informasi dari mahasiswa (sebagai guru kelas) tentang situasi dan kondisi terkini tentang proses kegiatan belajar mengajar SBK yang dilaksanakan, yang tidak semuanya dapat diukur secara kuantitaif, terutama berkenaan dengan wawasan dan kemampuan mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran tersebut.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119, dalam Sukardi, 2008:157). Penelitian deskriptif disebut juga penelitian noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variable penelitian. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Penulis melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Alasan dilakukannya penelitian deskriptif karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
Berdasarkan pada proses pengumpulan data yang dilakukan, penelitian deskriptif termasuk pada jenis penelitian laporan diri (self-Report Research). Dalam penelitian self-Report Research, informasi dikumpulkan oleh peneliti secara langsung sebagai human instrument. Individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatannya dalam situasi yang alami. Tujuan observasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penggalian data secara mendalam dan menganalisis secara intensif interaksi faktor-faktor yang terlibat di dalamnya. Masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, adalah tentang pelaksanaan pembelajaran SBK di SD yang dilukan oleh Guru , akan digambarkan secara intensif yang dilakukan dengan mencermati fenomena yang terjadi secara mendalam.
Selain mengacu pada rumusan undang-undang tersebut pentingnya pendidikan seni disampaikan Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia” (Hadjar Primadi, 2009:1.6). Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara , diyakini dapat menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari. Pentingnya peran pendidikan seni disampaikan juga oleh Cut Camaril yang menjelaskan bahwa “Pendidikan seni yang bersifat multidimensional, multilingual, dan multicultural memeliki potensi dalam pengembangan kecerdasan manusia agar mampu tampil secara bermartabat pada masa depan” (2003:3). Hal ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mengemmbangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( UU Sisdiknas. 2003).
Untuk meraih manfaat pendidikan seni bagi pesertadidik seperti diuraikan tersebut di atas, banyak permasalahan yang dihadapi terutama adalah terkait dengan kemampuan guru terhadap meteri pembelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK). Banyak guru-guru kelas Sekolah Dasar (SD) yang merasa tidak mampu melaksanakan pembelajaran SBK karena meraka tidak memiliki kopetensi yang memadai terhadap materi seni dan budaya, sehingga SBK di SD seolah diambaikan dibanding dengan matapelajaran yang lain. Sehingga pembelajaran SBK hanya disampaikan sebatas menunaikan kewajiban mengajar tanpa memperhitungkan dampak dan manfaat pembelajaran seni pengaruhnya terhadap perkembangan pesertadidik misalanya untuk mengisi jam pelajaran SBK guru memberikan tugas pada anak menggambar bebas atau menyanyi bebas secara bergiliran ke depan kelas sehingga fungsi-fungsi seni bagi perkembangan anak tidak dapat disampaikan secara utuh. Kemudian apa yang harus dilakukan oleh guru kelas yang kurang menguasai materi SBK berikut kiat-kita bagaimana menyampaikan mata pelajaran SBK agar kita sebagai guru marasa percayadiri untuk menyampakaian pembelajaran SBK dan manfaat dari pembelajaran SBK dapat disampaikan kepada anak.
Langkah pertama yang harus dipahami guru adalah mengetahui tujuan dan manfaat SBK bagi anak, masih banyak guru-guru yang memahami bahwa pembelajaran SBK kurang penting dibandingkan dengan mata pelajaran seperti matematika, IPA dan mata pelajaran lainnya, karena tidak memahahami bahwa mata pelajaran SBK memiliki fungsi dan manfaat bagi perkembangan anak di antaranya seni berfungsi sebgai media ekpspresi, media kretivitas, dan media bermain yang dapat mengakomodasi kebutuhan bermain anak (anak identik dengan dunia bermain). Dengan memahami fungsi dan tujuan pembelajaran SBK guru akan terpacu untuk menyelenggarakan pembelajaran SBK dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Kedua guru harus memahami dan mengetahui pendekatan pembelajaran seni dalam pendidikan, yaitu pendidikan seni dan pendidikan melalui seni. Pembelajaran SBK di SD menerapakan pendidikan melalui seni bukan pendidikan seni, perlu diketahui pembelajaran SBK di SD tidak bertujuan untuk membentuk pesertadidik menjadi seniman (memiliki kterampilan seni) karena hal itu pendekatan yang digunakan disekolah-sekolah khusus kejuruan seni atau kursus dengan pendekatan pendidikan seni, tetapi pembelajaran SBK di SD seni hanya dijadikan sebagai media dalam mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Dengan pembelajaran SBK di SD pesertadidik diajak untuk mengenal/mengapresiasi seni, memberikan sarana untuk menuangkan ekspresi, kreativitas dan pengembangan bakat jadi seni hanya dijadikan sebagai media pengembangan pribadi pesertadidik. Jika kedua hal tersebut telah dipahami guru, guru tidak perlu merasa kurang percaya diri untuk menyampaikan pembelajaran SBK di SD karena tidak menguasi praktik seni, selanjutnya apa yang dapat dilakukan guru untuk menyampaikan mata pelajaran SBK dengan segala keterbatasan yang dimiliki.
Dalam standar isi kurikulum SBK SD/MI dijelaskan, bahwa guru diharuskan menyampaikan mata pelajaran SBK minimla satu cabang seni dari cabang seni dan kurikulum yang dirumuskan dalam kurikulum yaitu seni music, tari, rupa dan keterampilan. Jadi guru cukup menyampaikan salah satu cabang seni misalnya seni musik. Bagaimana kalau guru tidak memiliki kemampuan bermain music? Berikut kami coba sajikan kiat-kiat untuk melaksanakan pembelajaran music pada anak di Sekolah Dasar.
- Tentukan materi yang akan disampaikan merujuk pada standar isi kurikulum, apakah seni music yang akan disampaikan itu music vocal (lagu) atau instrument (alat music)
- Kalau yang akan disampaikan music (vocal) dengan lagu model, kita tentukan lagu apa yang akan disajikan dalam pembl;ajaran music pada anak
- Setelah kita menetukan lagu model strategi dan media apa yang digunakan
- Kalau kita memilki penguasaan bernyai dengan baik, kita tinggal menulis partitur lagu untuk disajikan dalam praktik bernyanyi di kelas, tetapi kalau kita kurang menguasai teknik berbernyanyi dengan baik kita dapat menggunakan media bantu seperti video lagu model kalau di sekolah kita tersedia alat-alat seperti LCD dan laptop, atau tape recorder untuk memutar lagu model sehingga kita dapat mengajak anak untuk menirukan lagu model tersebut secara bersama-sama samapai anak dapat menyakikan lagu model tersebut dengan benar
Demikian salah satu kiat melaksanakan pembelajaran music (vocal) pada anak untuk dengan menggunakan media untuk menanggulangi keterbatasan kemampuan guru dalam praktik music. Banyaka usaha lain yang dapat kita kembangankan sesuai dengan kemampuan yang ada di sekitar kita, satu hal yang penting adalah beranilah untuk mencoba hal-hal yang baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Selamat mencoba dan berkreasi.
Disadarinya bahwa seni memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik secara pribadi maupun sosial, maka pendidikan seni dipandang perlu untuk dijadikan materi yang wajib harus disampaikan dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah seperti yang dirumuskan dalam peraturan pemerintah tentang sisetem pendidikan nasional
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini hanya dapat diberikan melalui mata pelajaran seni.
Pentingnya seni dalam pendidikan, disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia” (Hadjar Primadi, 2009:1.6). Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara , diyakini dapat menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan seni pada jenjang sekolah dasar, yaitu dengan dirumuskannya Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional Pasal 37 ayat 1 yang menjelaskan bahwa: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olah raga; i. keterampilan/kejuruan; dan j. muatan lokal. Dengan demikian, mata pelajaran SBK wajib disampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar di SD.
Pentingnya peran pendidikan seni disampaikan juga oleh Cut Camaril yang menjelaskan bahwa “Pendidikan seni yang bersifat multidimensional, multilingual, dan multicultural memeliki potensi dalam pengembangan kecerdasan manusia agar mampu tampil secara bermartabat pada masa depan” (2003:3). Hal ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( UU Sisdiknas. 2003).
Keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan pendidikan seni terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, hanya dapat terwujud apa bila proses pembelajaran SBK dapat berlangsung sesuai tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Ada beberapa faktor yang menentukan keberlangsungan proses pembelajaraan SBK di sekolah berjalan dengan baik, diantaranya guru yang professional, sarana dan prasarana penunjang, serta dukungan dari berbagai pihak. Dari ketiga faktor tersebut, guru merupakan faktor kunci yang menentukan terselenggaranya pembelajaran SBK dengan baik. Hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Pengertian Potret Kata potret berdasarkan Kamus bahasa Indonesia adalah gambaran, lukisan dalam bentuk paparan (http://kamusbahasaindonesia.org). Potret yang dimaksud dalam tulisan ini adalah gambaran secara konprehensif tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran SBK di Sekolah Dasar yang diperoleh melalui pendekatan penelitian kualitatif yang disebut juga pendekatan naturalistik. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengamati situasi yang terjadi secara wajar tanpa ada interfensi peneliti atau manipulasi subjek penelitian, sehingga informasi diperoleh berupa fakta akurat berdasarkan fenomena yang terjadi sebenarnya.
Alasan penggunaan pendekatan ini, penulis ingin memperoleh informasi dari mahasiswa (sebagai guru kelas) tentang situasi dan kondisi terkini tentang proses kegiatan belajar mengajar SBK yang dilaksanakan, yang tidak semuanya dapat diukur secara kuantitaif, terutama berkenaan dengan wawasan dan kemampuan mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran tersebut.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119, dalam Sukardi, 2008:157). Penelitian deskriptif disebut juga penelitian noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variable penelitian. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Penulis melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Alasan dilakukannya penelitian deskriptif karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
Berdasarkan pada proses pengumpulan data yang dilakukan, penelitian deskriptif termasuk pada jenis penelitian laporan diri (self-Report Research). Dalam penelitian self-Report Research, informasi dikumpulkan oleh peneliti secara langsung sebagai human instrument. Individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatannya dalam situasi yang alami. Tujuan observasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penggalian data secara mendalam dan menganalisis secara intensif interaksi faktor-faktor yang terlibat di dalamnya. Masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, adalah tentang pelaksanaan pembelajaran SBK di SD yang dilukan oleh Guru , akan digambarkan secara intensif yang dilakukan dengan mencermati fenomena yang terjadi secara mendalam.
0 comments:
Post a Comment